Srikandi hebat dari tanah Papua Barat |
Bahkan kaum perempuanlah yang lebih banyak bekerja , membuka kebun, menanam, menyiangi bahkan pekerjaan mengupas kelapa untuk pembuatan Kopra bisa dikerjakan oleh kaum perempuan Papua, kesetaraan gender bahkan melewati apa yang semestinya tidak dikerjakan oleh kaum perempuan.
Peran Perempuan Papua dalam Ekonomi Rumah Tangga
Mereka bekerja membantu suami mereka dalam segala aktifitas baik aktifitas produksi seperti mengumpul buah kelapa, mengupas , membelah lalu menyungkil daging kelapa untuk dijadikan Kopra bukanlah pekerjaan asing bagi kaum perempuan di kampung Hopmare, mereka bekerja secara berkelompok dengan sesama perempuan, sementara kaum lelaki mengerjakan pekerjaan lain diladang mereka.
Dalam kegiatan perdagangan, peran kaum perempuan juga sangat penting, di mana mereka membawa barang dagangan mereka ke pasar-pasar seperti sayur bayam, sawi dan ubi. Demikian pula hasil produksi perkebunan seperti kakao kering di jual di kota sorong dan dilakukan oleh ibu-ibu dari kampung Hopmare, para ibu-ibu dari kampung Hopmare tidaklah asing bagi dunia perdagangan sekali pun masih dalam skala kecil, namun peran mereka sangatlah besar dalam ekonomi keluarga.
Akan tetapi dalam hal pengambilan keputusan di dalam pertemuan-pertemuan formal maupun non formal masih di dominasi oleh kaum lelaki yang kadangkala hasil keputusan mereka sulit dilaksanakan, sementara kaum perempuan hanya diam mendengarkan kaum lelaki saling berebut untuk menyampaikan pendapatnya.
Kaum Perempuan di setiap pertemuan formal maupun non formal.
Ibu-ibu yang datang pada setiap pertemuan tidak pernah lepas dari anak-anak mereka, mereka datang, duduk di lantai semen, mendengarkan para pembicara dari program apa saja, mereka ada yang melongo, ada yang manggut-manggut, sesekali tertawa lepas dengan keras, lalu ada pula yang senyum-senyum sambil menyembunyikan kepala mereka di punggung teman sebelahnya.
Para pembicara dengan lantang menyampaikan program-program mereka dihadapan para bapak-bapak dan ibu-ibu yang mungkin saja tidak dipahami oleh peserta pertemuan, kadangkala ada kedengaran bisik-bisik dari ibu-ibu dengan bahasa lokal mereka, sambil sesekali mereka tertawa, lalu diam. Dan pada saat pertemuan di tutup, satu persatu mereka tinggalkan ruangan tanpa suara, hanya suara berisik anak-anak mereka yang terbangun saat dibangunkan oleh ibu mereka.
Keesokan harinya, para ibu-ibu memanggul anaknya menuju ladang-ladang mereka yang tidak jauh dari lokasi pemukiman kampung Hopmare, mereka ke kebun untuk panen ubi jalar, panen singkong dan sayuran untuk konsumsi pada hari itu dan esoknya. sementara para kaum bapak-bapak masih lalu lalang memanggil-manggil kawan lainnya, entah apa yang akan mereka kerjakan.
Ada yang singgah di tempat kami hanya untuk sekedar menyapa, dan ada pula yang datang hendak mengajak diskusi tentang program dari lembaga lain yang datang di Hopmare, ada pula yang datang membicarakan rencana kerja yang telah kami susun dan sepakati khususnya dalam pengelolaan Kelapa dan VCO, serta minyak goreng.
itulah sekelumit peran kaum perempuan di kampung Hopmare distrik Kwoor, Tambrauw Papua Barat- Indonesia.
Semoga bermanfaat....http://ekonomiberbagi.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar