Selayang Pandang Kampung Hopmare di Bumi Sorong Raya, Papua Barat
Kampung Hopmare nun jauh di tanah sorong raya, berada di distrik Kwoor, kabupaten Tambrauw Papua Barat, salah satu kampung yang di kelilingi pepohonan kelapa dan hamparan pasir besi di pesisir pantai, gemuruh gelombang laut menjadi alunan musik tersendiri bagi masyarakat Hopmare yang berada di pesisir pantai. di pagi hari para ibu dan bapak membentangkan jaring ikan untuk sekedar memenuhi lauk untuk sarapan pagi, dan di siang hari para ibu dan anak-anak kembali memeriksa jaring-jaring mereka siapa tahu ada ikan kesasar tersangkut di jaring mereka.
Kampung ini dapat dijumpai sekitar 1 jam dari distrik Sausafor, sekitar 30 Km dengan kondisi jalan berlubang dan sebahagian berlumpur yang hanya dapat di lalui dengan kendaraan Double cabin dengan tarif Rp300.000 per trip Sausafor-Hopmare atau Rp100.000 per penumpang. Kampung ini di huni oleh suku Abun sebagai salah satu suku mayoritas penduduk Kabupaten Tambrauw. dalam kehidupan sosial, mereka sangat mudah menerima orang luar yang datang berkunjung ke Kampung mereka.
Dalam hubungan komunikasi dengan masyarakat Hopmare, bagi orang luar sangatlah mudah di mana mereka secara umum menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapan sehari-hari, mulai dari anak-anak sampai dengan orang tua yang berumur 70 tahunan.
datang di kampung Hopmare dengan maksud, mendukung dan memotivasi mereka bukanlah hal yang mudah akan tetapi bukan pula sesuatu yang sulit, jika anda mau memotivasi mereka melakukan perubahan menuju terwujudnya Kampung Model Pengelolaan Usaha berbasis Masyarakat.
Mengajak dialog, sebagai awal membangun Pertemanan
Dialog dgn masy Hopmare |
Dialog merupakan cara yang paling mudah dan awal harus dilakukan oleh anda yang bermaksud membantu atau memfasilitasi masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya yang mereka miliki. Dalam dialog sebaiknya pihak luar atau Fasilitator lebih banyak menjadi pendengar, setelah memperkenalkan diri, sesekali mengajukan pertanyaan yang mudah di jawab oleh masyarakat Hopmare terkait dengan potensi sumberdaya yang mereka miliki.
Pertanyaan-pertanyaan Apa, kapan, dimana, dan berapa merupakan pertanyaan yang paling mudah mereka jawab sehubungan dengan potensi sumberdaya yang mereka miliki. Dan mereka akan merasa sangat tahu apa yang ditanyakan oleh anda sebagai orang luar, dengan demikian mereka akan sangat antusias menyampaikan hal-hal yang mereka telah lakukan dalam pemanfaatan suberdaya mereka.
Dalam upaya memfasilitasi suatu komunitas, maka bangunan pertemanan menjadi sangat penting untuk mewujudkan cita-cita bersama. Masyarakat pada awalnya akan menganggap anda sebagai pemberi manfaat, maka mereka akan selalu mengajukan pertanyaan berapa bantuan yang akan anda berikan kepada mereka. Karena dengan harapan itu pula, maka beberapa orang akan muncul mengatakan bahwa kami mampu melakukan dan melaksanakan dengan baik dari bantuan bapak.
Pengakuan-pengakuan dari beberapa gelintir tokoh masyarakat, akan membuat anda langsung percaya dan mengeksekusinya sebagai keputusan akhir. Padahal belumlah tentu mereka akan melakukan sesuai apa yang mereka akui. Selalu akan muncul usul baru yang berhubungan dengan ketiadaan biaya sebagai pengganti tenaga dalam melakukan apa yang telah mereka akui.
Olehnya itu, beberapa cara yang mungkin dapat dilakukan sebagai fasilitator atau pendamping maka, "tinggallah bersama masyarakat dan lakukan apa yang telah disepakati atau apa yang telah mereka akui" maka satu atau dua orang pasti anda temukan orang-orang yang konsisten sehingga akan membuka hati sebahagian masyarakat lainnya, yang melihat apa yang anda dan beberapa orang lakukan di kampung mereka. Cara ini akan lebih efektif di banding dengan mengumpul masyarakat untuk selalu rapat dan rapat, mengharapkan kesepakatan-kesepakatan semu.
Bangunlah pemahaman-pemahaman bahwa mereka merupakan orang yang memiliki Kekayaaan yang tidak kalah dengan masyarakat perkotaan, mereka memiliki lahan yang dipenuhi tanaman kelapa, tanaman kakao, bangkitkan rasa bangga mereka dengan melakukan perhitungan sederhana yang mudah mereka cerna dan masuk akal mereka.
Observasi potensi Sumberdaya
Sebagai orang luar atau pendamping atau fasilitator masyarakat, pengamatan potensi yang ada di suatu wilayah yang akan di fasilitasi menjadi sangat penting bagi anda dan siapa saja yang akan berkontribusi terhadap kemajuan suatu kampung. Dalam melakukan observasi atau pengamatan, sekaligus mengcross cek apa yang yang mereka sampaikan saat dialog awal dilakukan. dan ini menjadi bahan feed back atau umpan balik kepada beberapa orang tokoh masyarakat yang ikut dalam dialog awal.
Saat umpan balik dilakukan kepada beberapa orang, maka anda akan memperoleh jawaban-jawaban faktual seperti jumlah lahan yang mereka miliki, jenis tanaman yang tumbuh dilahan mereka, letak lahan mereka, dan apa saja yang mereka lakukan dalam proses pemanfaatan, serta kapan mereka mulai menanam beberapa jenis tanaman yang ada di lahan.
Analisis Isu bersama masyarakat
Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, analisis isu atau masalah sebaiknya dilakukan bersama masyarakat agar mereka memahami apa isu atau masalah mereka dalam upaya pemanfaatan potensi sumberdaya yang mereka miliki. Seringkali tanpa sadar dalam pertemuan dengan masyarakat dampingan atau masyarakat yang akan di dampingi muncul pertanyaan-pertanyaan dari kita, anda atau pihak luar menanyakan langsung " Apa Masalahnya sehingga bapak-ibu tidak memanfaatkan potensi yang di miliki" maka jawaban dari mereka pasti " kami tidak memiliki uang atau modal, atau kami tidak memiliki cukup pengetahuan untuk mengolahnya.
Jawaban-jawaban seperti di atas akan selalu kita temui, karena mereka memiliki ekspektasi atau harapan untuk memperoleh bantuan dari pendamping atau pihak luar yang datang berkunjung di kampung mereka. Maka sebagai pendamping, anda dan siapa saja perlu kehati-hatian dalam menerima usulan seperti ini " Jebakan batman".Maka sebagai pendamping sebaiknya mulai melakukan analisis isu atau masalah dengan memulai menganalisis Aktor yang berperan pada potensi mereka.
Ketika peran Aktor telah di urai atau di analisis, dan telah ditemukan Aktor kunci, maka sebagai pendamping selalu menanyakan kembali kepada masyarakat apakah Aktor kunci yang ada di potensi ini adalah " A, B atau C " jika iya, maka apa yang harus dilakukan oleh bapak-ibu untuk mengatasinya. Demikian pula jika Isu atau masalahnya terletak pada jalur tataniaga maka sebagai pendamping atau Fasilitator sebaiknya mengurai atau menganalisisnya bersama masyarakat dan berujung pada cara mengatasinya.
Rencana Aksi atau Action Plan
Dari Isu atau masalah yang telah di analisis bersama masyarakat, maka anda atau pendamping sebaiknya memfasilitasi masyarakat untuk berkomitmen dan konsisten melalui Rencana Aksi bersama. Apa yang harus dilakukan, kapan dilakukan, di mana , berapa lama ( Tata waktu ), dan biaya apa saja yang dibutuhkan. berikan kesempatan kepada masyarakat untuk merencanakan sesuai kemampuan mereka.
Dari batas-batas kemampuan mereka itulah, maka pihak luar berkewajiban untuk berkontribusi pada apa yang telah mereka rencanakan bersama khususnya sumberdaya yang mereka belum miliki. Pijak luar berkontribusi terhadap sumberdaya yang tidak mungkin mereka penuhi dalam mewujudkan rencana aksi mereka.
Implementasi-Monitoring
Implementasi rencana Aksi dalam komunitas sebaiknya selalu bersamaan dengan Monitoring bersama untuk menghindari kesalahpahaman dari masyarakat kampung. Peran para pihak di suatu kampung perlu di fasilitasi oleh pendamping atau fasilitator dengan maksud untuk menghindari kecemburuan-kecemburuan sosial di antara masyarakat dampingan.
Monitoring bersama yang dilakukan oleh masyarakat merupakan upaya mengontrol Implementator atau pelaksana pada tingkat masyarakat, sehingga jika ada indikasi keluar dari rencana Aksi, maka tim monitoring akan langsung memberi peringatan kepada Pelaksana untuk kembali kepada alur rencana aksi dan pada tahap ini akan ada recovery atau perbaikan cara pelaksanaan kegiatan, sehingga implementasi rencana aksi tetap pada alurnya.
Evaluasi dan Feedback/ umpan balik
Setiap tahapan kegiatan dari pemberdayaan masyarakat sebaiknya dilakukan evaluasi, dan umpan balik dengan maksud untuk efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan baik itu program pemberdayaan masyarakat, maupun upaya pengembangan Usaha di lingkungan komunitas Adat, komunitas Kampung pada lingkup kecil maupun yang lebih besar.
Dari 5 siklus mikro pemberdayaan di atas sebaiknya dilakukan secara simultan agar apa yang diharapkan dari masyarakat, pendamping bahkan pihak luar ( sebagai fundraising ) dapat berjalan dengan baik dan sesuai visi bersama masyarakat kampung. Adalah tidak mudah menciptakan sebuah komunitas menjadi mandiri dan berdaya saing, akan tetapi paling tidak kita telah memulainya di Kampung hopmare, distrik Kwoor Kabupaten Tambrauw menuju "Kampung Model Pengelolaan Usaha Komunitas" yang nantinya bisa jadi tempat pembelajaran antar kampung di kabupaten Tambrauw Papua Barat.
sekedar share semoga bermanfaat...
Pertanyaan-pertanyaan Apa, kapan, dimana, dan berapa merupakan pertanyaan yang paling mudah mereka jawab sehubungan dengan potensi sumberdaya yang mereka miliki. Dan mereka akan merasa sangat tahu apa yang ditanyakan oleh anda sebagai orang luar, dengan demikian mereka akan sangat antusias menyampaikan hal-hal yang mereka telah lakukan dalam pemanfaatan suberdaya mereka.
Dalam upaya memfasilitasi suatu komunitas, maka bangunan pertemanan menjadi sangat penting untuk mewujudkan cita-cita bersama. Masyarakat pada awalnya akan menganggap anda sebagai pemberi manfaat, maka mereka akan selalu mengajukan pertanyaan berapa bantuan yang akan anda berikan kepada mereka. Karena dengan harapan itu pula, maka beberapa orang akan muncul mengatakan bahwa kami mampu melakukan dan melaksanakan dengan baik dari bantuan bapak.
Pengakuan-pengakuan dari beberapa gelintir tokoh masyarakat, akan membuat anda langsung percaya dan mengeksekusinya sebagai keputusan akhir. Padahal belumlah tentu mereka akan melakukan sesuai apa yang mereka akui. Selalu akan muncul usul baru yang berhubungan dengan ketiadaan biaya sebagai pengganti tenaga dalam melakukan apa yang telah mereka akui.
Olehnya itu, beberapa cara yang mungkin dapat dilakukan sebagai fasilitator atau pendamping maka, "tinggallah bersama masyarakat dan lakukan apa yang telah disepakati atau apa yang telah mereka akui" maka satu atau dua orang pasti anda temukan orang-orang yang konsisten sehingga akan membuka hati sebahagian masyarakat lainnya, yang melihat apa yang anda dan beberapa orang lakukan di kampung mereka. Cara ini akan lebih efektif di banding dengan mengumpul masyarakat untuk selalu rapat dan rapat, mengharapkan kesepakatan-kesepakatan semu.
Bangunlah pemahaman-pemahaman bahwa mereka merupakan orang yang memiliki Kekayaaan yang tidak kalah dengan masyarakat perkotaan, mereka memiliki lahan yang dipenuhi tanaman kelapa, tanaman kakao, bangkitkan rasa bangga mereka dengan melakukan perhitungan sederhana yang mudah mereka cerna dan masuk akal mereka.
Observasi potensi Sumberdaya
Sebagai orang luar atau pendamping atau fasilitator masyarakat, pengamatan potensi yang ada di suatu wilayah yang akan di fasilitasi menjadi sangat penting bagi anda dan siapa saja yang akan berkontribusi terhadap kemajuan suatu kampung. Dalam melakukan observasi atau pengamatan, sekaligus mengcross cek apa yang yang mereka sampaikan saat dialog awal dilakukan. dan ini menjadi bahan feed back atau umpan balik kepada beberapa orang tokoh masyarakat yang ikut dalam dialog awal.
Saat umpan balik dilakukan kepada beberapa orang, maka anda akan memperoleh jawaban-jawaban faktual seperti jumlah lahan yang mereka miliki, jenis tanaman yang tumbuh dilahan mereka, letak lahan mereka, dan apa saja yang mereka lakukan dalam proses pemanfaatan, serta kapan mereka mulai menanam beberapa jenis tanaman yang ada di lahan.
Analisis Isu bersama masyarakat
Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, analisis isu atau masalah sebaiknya dilakukan bersama masyarakat agar mereka memahami apa isu atau masalah mereka dalam upaya pemanfaatan potensi sumberdaya yang mereka miliki. Seringkali tanpa sadar dalam pertemuan dengan masyarakat dampingan atau masyarakat yang akan di dampingi muncul pertanyaan-pertanyaan dari kita, anda atau pihak luar menanyakan langsung " Apa Masalahnya sehingga bapak-ibu tidak memanfaatkan potensi yang di miliki" maka jawaban dari mereka pasti " kami tidak memiliki uang atau modal, atau kami tidak memiliki cukup pengetahuan untuk mengolahnya.
Jawaban-jawaban seperti di atas akan selalu kita temui, karena mereka memiliki ekspektasi atau harapan untuk memperoleh bantuan dari pendamping atau pihak luar yang datang berkunjung di kampung mereka. Maka sebagai pendamping, anda dan siapa saja perlu kehati-hatian dalam menerima usulan seperti ini " Jebakan batman".Maka sebagai pendamping sebaiknya mulai melakukan analisis isu atau masalah dengan memulai menganalisis Aktor yang berperan pada potensi mereka.
Ketika peran Aktor telah di urai atau di analisis, dan telah ditemukan Aktor kunci, maka sebagai pendamping selalu menanyakan kembali kepada masyarakat apakah Aktor kunci yang ada di potensi ini adalah " A, B atau C " jika iya, maka apa yang harus dilakukan oleh bapak-ibu untuk mengatasinya. Demikian pula jika Isu atau masalahnya terletak pada jalur tataniaga maka sebagai pendamping atau Fasilitator sebaiknya mengurai atau menganalisisnya bersama masyarakat dan berujung pada cara mengatasinya.
Rencana Aksi atau Action Plan
Kerja klp pembelahan kelapa |
Rumah pengering kopra putih |
Dari batas-batas kemampuan mereka itulah, maka pihak luar berkewajiban untuk berkontribusi pada apa yang telah mereka rencanakan bersama khususnya sumberdaya yang mereka belum miliki. Pijak luar berkontribusi terhadap sumberdaya yang tidak mungkin mereka penuhi dalam mewujudkan rencana aksi mereka.
Implementasi-Monitoring
Implementasi rencana Aksi dalam komunitas sebaiknya selalu bersamaan dengan Monitoring bersama untuk menghindari kesalahpahaman dari masyarakat kampung. Peran para pihak di suatu kampung perlu di fasilitasi oleh pendamping atau fasilitator dengan maksud untuk menghindari kecemburuan-kecemburuan sosial di antara masyarakat dampingan.
Monitoring bersama yang dilakukan oleh masyarakat merupakan upaya mengontrol Implementator atau pelaksana pada tingkat masyarakat, sehingga jika ada indikasi keluar dari rencana Aksi, maka tim monitoring akan langsung memberi peringatan kepada Pelaksana untuk kembali kepada alur rencana aksi dan pada tahap ini akan ada recovery atau perbaikan cara pelaksanaan kegiatan, sehingga implementasi rencana aksi tetap pada alurnya.
Evaluasi dan Feedback/ umpan balik
Setiap tahapan kegiatan dari pemberdayaan masyarakat sebaiknya dilakukan evaluasi, dan umpan balik dengan maksud untuk efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan baik itu program pemberdayaan masyarakat, maupun upaya pengembangan Usaha di lingkungan komunitas Adat, komunitas Kampung pada lingkup kecil maupun yang lebih besar.
Dari 5 siklus mikro pemberdayaan di atas sebaiknya dilakukan secara simultan agar apa yang diharapkan dari masyarakat, pendamping bahkan pihak luar ( sebagai fundraising ) dapat berjalan dengan baik dan sesuai visi bersama masyarakat kampung. Adalah tidak mudah menciptakan sebuah komunitas menjadi mandiri dan berdaya saing, akan tetapi paling tidak kita telah memulainya di Kampung hopmare, distrik Kwoor Kabupaten Tambrauw menuju "Kampung Model Pengelolaan Usaha Komunitas" yang nantinya bisa jadi tempat pembelajaran antar kampung di kabupaten Tambrauw Papua Barat.
sekedar share semoga bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar